BAB II
PEMBAHASAN
A
Macam-Macam
Evaluasi Media Pembelajaran
Ada dua macam
bentuk penguji cobaan media yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif,
antara lain:
1
Evaluasi
Formatif
Adalah suatu
proses untuk mengumpulkan data tentang aktifitas dan efesiensi penggunaan media
yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data yang
peroleh akan digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang
bersangkutan agar dapat digunakan lebih efektif dan efisien. Setelah diperbaiki
dan disempurnakan, kemudian diteliti kembali apakah media tersebut layak
digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu.
2
Evaluasi
Sumatif
Adalah kelanjutan dari evaluasi formatif yaitu media yang telah
diperbaiki dan disempurnakan, kemudian diteliti kembali apakah media tersebut
layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu. Evaluasi semacam
inilah yang dinamakan evaluasi Sumatif.[1]
Klasifikasi
Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis. Salah satu pengklasifikasian media
pembelajaran yang telah banyak tersedia saat ini diungkapkan oleh Hanich yang
dikutip mauliditya. Hal tersebut meliputi:
·
Media
yang tidak diproyeksikan. Media ini sering disebut sebagai media pameran atau
displayed media. Media ini meliputi realia, model, bahan grafis, dan display.
Media ini dikategorikan sebagai media yang sederhana dan tidak membutuhkan
tenaga listrik. Walaupun demikian, media ini mampu menciptakan kegiatan
pembelajaran yang menarik.
·
Media
yang diproyeksikan. Media yang diproyeksikan berdasarkan cara penggunaannya,
digolongkan menjadi dua, yaitu: OHP dan slide suara. Kedua media ini
diproyeksikan dengan alat khusus yang dinamakan proyektor.[2]
·
Media
audio, merupakan media yang sangat fleksibel, relatif murah, praktis, ringkas, dan
mudah dibawa. Media ini dapat digunakan baik untuk keperluan belajar kelompok
maupun individual. Melihat karakteristik yang dimiliknya, media audio sangat
efektif digunakan pada beberapa bidang studi pelajaran seperti bahasa, drama,
dan seni musik.
·
Media
video, pemanfaatan video dalam proses pembelajaran digunakan sebagai alat bantu
mengajar pada berbagai bidang studi. Kemampuan video untuk memanipulasi waktu
dan ruang dapat mengajak siswa untuk berkeliling walaupun dibatasi oleh ruang
kelas. Objek-objek yang tidak bisa terjangkau oleh siswa dapat dihadirkan
melalui media video.
·
Media
berbasis komputer, merupakan media pembelajaran yang dirancang dan dibuat
melalui komputer. Perancangan sebuah media pembelajaran berbasis komputer dapat
berentuk praktik dan latihan, tutorial, permainan, simulasi, penemuan, dan
pemecahan masalah.
·
Multimedia
kit, diartikan sebagai paket bahan ajar yang terdiri dari beberapa jenis media
yang digunakan untuk menjelaskan suatu topik tertentu, yang dilengkapi dengan study
guide berupa lembar kerja yang moduler. Multimedia kit biasanya digunakan
dalam mata pelajaran fisika, kimia, dan biologi sebagai alat untuk mengamati
dan eksperimen.[3]
Adapun beberapa jenis media yang
sering digunakan sebagai berikut:
a.
Media
cetak
Adalah jenis media
yang paling banyak digunakan dalam proses belajar, jenis media ini memiliki
bentuk yang sangat bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, dan
studi guide, jurnal dan majalah ilmiah. Buku adalah media yang bersifat
fleksibel (luwes) dan biaya pengadaannya lebih murah jika dibandingkan dengan
pengadaan media lain. Penggunaan media cetak dalam proses pembelajaran dapat
dikombinasikan dengan jenis media lainnya. Pada umumnya media ini digunakan
sebagai informasi utama atau bahakan suplemen informasi terhadap penggunakan
media lain.
b.
Media
pameran
Jenis media yang memiliki bentuk dua atau tiga dimensi. Informasi
yang dapat dipamerkan dalam media ini, berupa benda-benda sesugguhnya (realia)
atau benda reproduksi atau tiruan dari benda-benda asli. Media yang dapat
diklasifikasikan ke dalam jenis media pameran yaitu: poster, grafis (graphic
materials) realia dan model.[4]
c.
Media
Audio
Media audio
berkaitan dengan pendengar, di mana pesan yang disampaikan dituangkan dalam
lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata atau bahasa lisan)
mauapun non verbal. Karakteristik audio umumnya berhubungan dengan segala
kegiatan melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek keterampilan
mendengarkan.
d.
Media
Visual
Adalah alat yang
berkaitan dengan indera penglihatan, artinya pesan yang disampaikan itu dapat
diterima melalui mata. Media visual dibagi dua yaitu media visual dua dimensi
dan media visual tiga dimensi. Media visual dua dimensi antara lain adalah
papan yang terdiri dari papan tulis, papan flanel, papan magnet, dan papan
peragaan. Gambar yang terdiri dari gambar kertas atau karton. Media visual tiga
dimensi antara lain adalah benda asli, model, diorama (alat peraga), dan barang
contoh.
e.
Media
Audio Visual
Adalah media/
alat-alat yang audible artinya dapat didengar dan alat-alat yang visible
artinya dapat dilihat. Dalam arti lain media audio visual adalah alat yang
dapat menghasilkan suara dan rupa dalam satu unit. Adapun yang termasuk
golongan media audio visual adalah : film bersuara, televisi TV, video cassette
atau VCD.[5]
Manfaat Media
Pembelajaran
·
Memperjelas
sajian pesan dan tidak terlalu bersifat vebalistik dalam bentuk kata-kata
tertulis dan lisan belaka.
·
Lebih
menarik perhatian.
·
Menumbuhkan
motivasi belajar.
·
Bahan
pengajaran lebih terstruktur, logis dan jelas.
·
Metode
pembelajaran dapat bervariasi.
·
Menyenangkan
dan tidak membosankan.
·
Pembelajar
banyak melakukan kegiatan belajar.
Jadi, media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi atau menerima pesan. Peranan media dalam
proses pembelajaran adalah sebagai teknologi pembawa pesan (informasi) yang
dapat dimafaatkan untuk keperluan pengajaran atau sarana fisik untuk
menyampaikan isi atau materi pembelajaran.[6]
B
Tahapan-Tahapan
dalam Evaluasi Media Pembelajaran
Adapun tahapan
dalam mengevaluasi media ada 3 tahapan diantaranya:
1
Evaluasi
satu lawan satu (one to one)
Pada tahapan ini, dipilih dua orang atau lebih yang dapat mewakili
populasi dari target yang dibuat. Kemudian sajikan media kepada siswa secara
individual. Kedua siswa yang dipilih tersebut satu diantaranya mempunyai
kemampuan di bawah rata-rata dan di atas rata-rata.[7]
Prosedur
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a.
Jelaskan
kepada siswa bahwa anda sedang merancang suatu media baru dan ingun mengetahui
bagaimana reaksi mereka terhadap media yang dibuat.
b.
Bahwa
apabila siswa berbuat salah bukan karena kekurangan merela, tetapi karena
kekurang sempurnaan media tersebut, sehingga perlu diperbaiki.
c.
Berikan
tes awal untu mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap
topic yang dimediakan.
d.
Sajikan
media dan catatan berapa lama yang dibutuhkan siswa untuk mempelajari media
tersebut.
e.
Berikan
tes yang mengukur keberhasilan media tersebut (post test).
f.
Analisis
informasi yang terkumpul.
2
Evaluasi
kelompok kecil (small group evaluation)
Pada tahap ini
media perlu dicobakan pada 10-20 siswa yang dapat mewakili populasi target.
Apabila kurang dari 10 maka data yang diperoleh kurang bisa menggambarkan
populasi target. Dan apabila lebih dari 20 maka kurang bermanfat untuk kelompok
kecil.
Prosedur yang
ditempuh adalah:
a.
Berikan
tes awal untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topik yang
dimediakan.
b.
Sajikan
media dan meminta siswa untuk mempelajari media tersebut.
c.
Catat
waktu yang diperlukan semua bentuk umpan balik selama penyajian media.
d.
Berikan
tes untuk mengetahui seauh manatujuan bisa tercapai.
e.
Bagikan
kuesioner dan minta siswa untuk mengisinya.
f.
Analisis
data yang terkumpul.
3
Evaluasi
lapangan (field evaluation)
Merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif. Yang perlu dilakukan
adalah memperoleh situasi yang sama dengan situasi sebelumnya, setelah melalui
2 tahap sebelumnya, tentunya ini mendekati sempurna.
Prosedurnya
adalah:
a.
Memilih
30 orang siswa yang benar-benar mewakili populasi target,
b.
Berikan
tes awal untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keterampilan mereka
terhadap topic yang dimediakan.
c.
Sajikan
media tersebut.
d.
Catat
semua respon yang muncul dari siswa selama sajian begitu juga waktu yang
dperlukan.
e.
Berikan
tes untuk mengukur seberapa jauh pencapaian hasil belajar siswa setelah sajian
media.
f.
Berikan
kuesioner untuk mengetahui pendapat atau sikap terhadap media tersebut.
g.
Ringkas
dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan tadi.
Dengan
tiga tahap evaluasi tersebut dapatlah dipastikan kebenaran efektivitas dan
efesiensi media yang dikembangkan.[8]
Keterampilan Memilih,
Menggunakan, Membuat Media Pembelajaran.
Untuk menggunakan media pembelajaran
dengan baik dan efesien dalam proses pembelajaran, diperlukan keterampilan
memilih media yang akan digunakan, diperlukan keterampilan dan keahlian untuk
membuat media pembelajaran. Sebagai pengajar atau calon pengajar, tentu saja
harus berusaha memilih dan membuat media pembelajaran yang dapat memenuhi
kriteria-kriteria sebagai sebuah media yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
a.
Memilih
dan menggunakan media pembelajaran
Setiap pengajar tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang
kemediaan saja, tetai harus memiliki keterampilan untuk memilih dan menggunakan
media dengan baik dalam suatu proses pembelajaran dan sesuai dengan kriteria
kriteria tertentu, kriteria pemilihan tersebut antara lain:
·
Tujuan
pengajaran
·
Materi
pelajaran
·
Metode
mengajar
·
Tersedianya
alat yang dibutuhkan
·
Jalannya
pelajaran
·
Penilaian
hasil belajar
·
Pribadi
mengajar
·
Minat
dan kemampuan pembelajar
·
Situasi
pengajaran yang sedang berlangsung[9]
Dick
dan Carey (1978), menyebutkan bahwa di samoing kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran, masih ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
media. Yaitu:
Pertama, tersedia sumber setempat.
Artinya, apabila media tersebut tidak tersedia, maka harus dibeli atau dibuat
sendiri.
Kedua, apakah tersedianya
dana, tenaga dan fasilitas.
Ketiga, kepraktisan dan
ketahanan media untuk jangka waktu yang lama. Artinya, dapat digunakn dalam
kondisi apapun dan kapanpun, sera mudah dibawa kemana-mana sesuai dengan
keperluan.
Keempat, faktor efektifitas dan efesiensi biaya, apabila dimanfaatkan
untuk jangka waktu yang relatif lama, media yang pengayaannya memerlukan
investasi mahal, tetapi sifatnya tidak dapat disesuaikan dengan kebutuhan
perkembangan. Misalnya, materinya sudah kadaluarsa maka lebih baik memilih
media yang murah seperti brosur dan lain-lain yang daya tahannya lama.
Dari
keterangan di atas, terlihat bahwa antara media pembelajaran dengan
faktor-faktor pembelajaran lainnya sangat erat hubungannya dan interdepedensi
antara satu faktor dengan faktor yang lainnya dalam proses pembelajaran.
Masing-masing komponen tersebut tidak terpisah, tetapi menyatu satu dengan yang
lainnya.[10]
b.
Membuat
Media Pembelajaran
Selain menggunakan
media pembelajaran yang telah diproduksi oleh produser media, juga diharapkan
dapat membuat sendiri media pembelajaran sederhana dan sesuai dengan kriteria
pembuatan media. Tetapi untuk membuat media pembelajaran diperlukan
keterampilan (skill). Maka pengajar, penatar, presentator, yang
berkeinginan untuk menjelaskan sesuatu ide, informasi, suatu gagasan secara
baik dan jelas, diperlukan keterampilan untuk menuangkan pesan tersebut dengan
baik.
Selain memiki
skill atau keterampilan, desain media tersebut harus memenuhi syarat-syarat
tertentu, sebagai berikut:
·
Rasional,
sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh manusia
·
Ilmiah,
sesuai dengan perkembangan akal
·
Ekonomis,
sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada, hemat dan efesien
·
Praktis,
dapat digunakan dalam kondisi praktek di sekolah dan bersifat sederhana[11]
C
Kriteria
dalam Mengevaluasi Media Pembelajaran
Walker
dan Hess (1984:206) memberikan kriteria dalam mereviu perangkat lunak media
pembelajaran yang berdasarkan kepada kualitas.
1
Kualitas
isi dan tujuan
a.
Ketepatan
b.
Kepentingan
c.
Kelengkapan
d.
Keseimbangan
e.
Minat/perhatian
f.
Keadilan
g.
Kesesuaian
dengan situasi siswa
2
Kualitas
instruksional
a.
Memberikan
kesempatan belajar
b.
Memberikan
bantuan untuk belajar
c.
Kualitas
memotivasi
d.
Fleksibilitas
instruksionalnya
e.
Hubungan
dengan program pembelajaran lainnya
f.
Kualitas
sosial interaksi intruksionalnya
g.
Kualitas
tes dan penilaiannya
h.
Dapat
memberi dampak bagi siswa
i.
Dapat
membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya.
3
Kualitas
teknis
a.
Keterbacaan
b.
Mudah
digunakan
c.
Kualitas
tampilan/tayangan
d.
Kualitas
penanganan jawaban
e.
Kualitas
pengelolaan programnya
f.
Kualitas
pendokumentasiannya[12]
Untuk
tujuan praktis, berikut disajikan beberapa model daftar cek untuk mereviu dan
mengevaluasi program dan media pembelajaran dengan format yang sering digunakan
oleh para guru di kelas, antara lain media gambar diam, media grafis, media
visual yang diproyeksikan, media film dan televisi, dan computer.
Evaluasi Gambar Diam
Nomor
|
Kriteria
|
Rating
|
||
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
||
1.
|
Relevan dengan tujuan/sasaran belajar
|
|
|
|
2.
|
Kesederhanaan (teratur, tidak bercampur dengan bahan yang tidak
relevan atau latar belakang yang mengganggu.
|
|
|
|
3.
|
Tidak ketinggalan zaman (mode yang kuno daapat mengundang tawa
dan menyebabkan siswa kehilangan maksud pesan gambar).
|
|
|
|
4.
|
Skala (ukuran relatife suatu objek harus tampak dari gambar.
Objek yang biasa dapat memberikan perbandingan skala ukuran benda).
|
|
|
|
5.
|
Kualitas teknis (kontras yang bagus, tajam terfokus dengan bidang
focus dan detail yang bersih dan warna alami).
|
|
|
|
6.
|
Ukuran (terlihat dengan memadai, cocok untuk kelompok besar, dan
juga untuk kelompok kecil)
|
|
|
|
Evaluasi Bahan / Media Grafis
Formar :
a.
Gambar
/ ilustrasi / sketsa d.
grafik
b.
Chart
/ bagan e.
poster
c.
Kartun
Nomor
|
Kriteria
|
Rating
|
||
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
||
1.
|
Gagasan
sendiri (untuk memberikan kepaduan),
|
|
|
|
2.
|
Kesederhanaan
(rapi, tertur, obyek yang tidak perlu, atau latar belakang yang menggangu)
|
|
|
|
3.
|
Relevan
dengan tujuan kurikuler
|
|
|
|
4.
|
Warna
(menarik perhatian)
|
|
|
|
5.
|
Informasi
memperkuat gagasan yang terkandung dalam grafik.
|
|
|
|
6.
|
Pemahaman
|
|
|
|
7.
|
Dapat
terbaca untuk pemakaian di dalam kelas
|
|
|
|
Titik kekuatan :
Titik kelemahan :
Evaluasi Bahan Visual yang
Diproyeksikan
Format :
a.
Piringan
hitam c.
radio program
b.
Kaset
tape
Nomor
|
Kriteria
|
Rating
|
||
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
||
1.
|
Ketepatan
|
|
|
|
2.
|
kualitas
suara
|
|
|
|
3.
|
Keterlibatan
siswa
|
|
|
|
4.
|
Tingkat
minat dan perhatian
|
|
|
|
5.
|
Tingkat
kosa kata
|
|
|
|
6.
|
Sesuai
dengan tujuan kurikuler
|
|
|
|
7.
|
Memberikan
petunjuk untuk tindak lanjut, diskusi
|
|
|
|
8.
|
Nilai
keseluruhan
|
|
|
|
Titik kekuatan :
Titik kelemahan :
Kaset tape yang dihasilkan atau
diproduksi sendiri harus mempertimbangkan pula beberapa aspek di samping
aspek-aspek yang telah dikemukakan di atas. Aspek tersebut adalah :
·
Suara
gangguan pada latar belakang harus ditekan seminimal mungkin
·
Tingkat
suara yang konstan
·
Kualitas
dan kejelasan suara dan ucapan
·
Kejelasan
ungkapan
·
Isi
jelas
·
Waktu
cukup untuk penyiapan semua bahan-bahan
Evaluasi
Bahan Film
Nomor
|
Kriteria
|
Rating
|
||
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
||
1.
|
Dapat
membangkitkan minat dan perhatian siswa
|
|
|
|
2.
|
Kualita
teknis
|
|
|
|
3.
|
Ketepatan
informasi
|
|
|
|
4.
|
Cakupan
isi pelajaran
|
|
|
|
5.
|
Pemahaman
siswa
|
|
|
|
Titik kekuatan
:
Titik kelemahan
:
Evaluasi
Program Television
Judul :
Waktu :
Sasaran penonton :
Nomor
|
Kriteria
|
Rating
|
||
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
||
1.
|
Dapat
membangkitkan minat dan perhatian siswa
|
|
|
|
2.
|
Kualitas
teknis
|
|
|
|
3.
|
Memberikan
latihan dan partisipasi yang bermakna
|
|
|
|
4.
|
Terfokus
jelas pada tujuan
|
|
|
|
5.
|
Sesuai
tujuan kurikuler dan sasaran belajar
|
|
|
|
6.
|
Terbukti
efektif dengan uji coba lapangan
|
|
|
|
7.
|
Memberikan
petunjuk untuk tindak lanjut, diskusi
|
|
|
|
8.
|
Peran
guru ditunjukan dengan jelas
|
|
|
|
Titik kekuatan
:
Titik kelemahan
:
Evaluasi
Program Pembelajaran dengan Bantuan Komputer
Mata pelajaran
:
Sasaran pemakai
:
Sistem computer
:
Nomor
|
Kriteria
|
Rating
|
||
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
||
1.
|
Terfokus
dengan jelas pada tujuan
|
|
|
|
2.
|
Bercabang
untuk menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa
|
|
|
|
3.
|
Format
penyajiannya memotivasi
|
|
|
|
4.
|
Terbukti
efektif dengan uji coba di lapangan
|
|
|
|
5.
|
Sajian
gambar / grafik yang sesuai
|
|
|
|
6.
|
Petunjuknya
sederhana dan lengkap
|
|
|
|
7.
|
Dapat
digunakan lagi (mengandung unsure acak / random untuk menyajikan penayangan
ulung yang bervariasi)
|
|
|
|
Titik kekuatan
:
Titik kelemahan
:
Untuk program pengembangan media,
perlu adanya masukan dari sisiwa, masukan tersebut berhubungan dengan aspek
kognitif, lingkungan belajar, afektif, dan pendapat. Contoh pengumpulan
informasi dari pemakai media pembelajaran computer.[13]
Ya
|
Tidak
|
Ragu
|
||||
1.
|
Pelajaran
pendahuluan membuat program computer mudah digunakan
|
|
|
|
||
2.
|
komputer
susah digunakan
|
|
|
|
||
3.
|
Dapat
belajar banyak dari program komputer
|
|
|
|
||
4.
|
Ingin
belajar lebih banyak lagi melalui komputer
|
|
|
|
||
5.
|
Pelajaran
ini mendorong saya untuk mengembangkan keterampilan saya
|
|
|
|
||
6.
|
Sebaiknya
program pelajaran dikomputer terus dikembangkan
|
|
|
|
||
7.
|
Dapat
menggunakan apa yang telah saya pelajari dari komputer.
|
|
|
|
||
Pengetahuan dan
Pemahaman Media Pembelajaran
Setiap pengajar dituntut memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Pengetahuan
dan pemahaman tersebut, meliputi:
a.
Media
sebagai alat komunikasi yang dapat digunakan untuk lebih mengefektifkan proses
pembelajaran.
b.
Funi
media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c.
Situasi
proses belajar.
d.
Hubungan
antara metode mengajar dan media pembelajaran.
e.
Nilai
atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
f.
Memilih
dan menggunakan media pembelajaran.
g.
Berbagai
jenis alat dan teknik media pembelajaran.
h.
Usaha
inovasi media pembelajaran, dan lain-lain.
Selain
itu, harus memiliki kemampuan untuk memahami jenis media dan sumber belajar,
yaitu:
a.
Mengenal,
memilih dan menggunkan media serta sumber belajar secara tepat.
b.
Membuat
alat-alat bantu pembelajaran sederhana.
c.
Menggunakan
alat-alat konvensional untuk media pembelajaran.
d.
Menggunakan,
mengelola, dan mengembangkan laboratorium sebagai media pembelajaran.
e.
Menggunakan
perpustakaan dalam pembelajaran.
f.
Menggunakan
micro teaching dalam program pengalaman lapangan.
g.
Menggunakan
fenomena alam dan realitas lingkungan sebagai media pembelajaran.
h.
Perilaku
dan penampilan yang baik di depan kelas sebagai media pembelajaran.[14]
Untuk
memilih media pembelajaran yang paling efektif digunakan dalam suatu proses
pembelajaran tidaklah mudah, karena belum ditemukan suatu formulasi atau
rumusan, sehingga dapat dijadikan pedoman secara standarisasi, sulit dan
rumitnya pemilihan media insruksional tersebut, disebabkan beberapa faktor yang
saling berhubungan, seperti tergambar pada pertanyaan berikut:
a.
Media
apa yang dianggap paling praktis untuk melaksanakan dan memperbaharui proses
pembelajaran?
b.
`apakah
diperlukan perlengkapan untuk menggunakan media yang dipilih itu? Jika
diperlukan, apakah sudah tersedia? Apakah pengadaan peralatan tertentu itu dapat dipertanggung jawabkan untuk keperluan
pelajaran yang bersangkutan?
c.
Apakah
media itu sesuai dengan kebutuhan belajar pembelajar? Artinya, sesuai jika
dilihat dari faktor kebudayaan, usia, kebiasaan belajar dan lain sebagainya.
d.
Sejauh
manakah pencapaian pembelajar harus sesuai dengan saran yang telah ditentukan?
e.
Apakah
nilai bahan pelajaran sepadan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan
media itu?
Pertanyaan yang dikemukakan di atas
mengandung makna, bahwa dalam memlih media merupakan bagian integral dari suatu
proses pembelajara dan tidak bisa terpisah. Maka, dalam pemilihan dan
penggunaan media pembelajaran secara tepat, tentu saja tidak dapat dilepaskan
dari:
·
Tujuan
pembelajaran
·
Materi
pelajaran
·
Metode
mengajar
·
Kondisi
dan kebutuhan pembelajar
·
Kesiapan
mengajar
·
Tersedianya
fasilitas, alat-alat yang digunakan dalam proses pembelajaran
Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, diperlukan pengetahuan dan pemahaman pengajar
yang cukup tentang media pembelajaran, karena seorang pengajar mampu menentukan
secara tepat media yang akan dipakai sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai
dengan materi, sesuai dengan metode, sesuai dengan kebutuhan, kondisi
pembelajar, alat-alat yang dibutuhkan tersebut tersedia dan dapat digunakan
dengan baik.[15]
Untuk
menggunakan media pembelajaran dengan baik, efektif, dan efisien, diperluan
kemampuan dan keterampilan membuat dan memilih media yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran, sebelum membuat dan memilih media, terlebih dahulu,
mengenal jenis-jenis media pembelajaran yang dapat digunakan seperti:
a.
Alat
atau media yang dapat digunakan sendiri oleh pembelajar, berupa: media rekaman
dan bahan belajar mandiri.
b.
Alat
atau media yang memerlukan kehadiran pengajar, berupa: papan tulis atau
whiteboard, transparansi OHP, dan lembaran balik.
c.
Alat
atau media yang tidak memerlukan keahlian khusus, seperti: bahan cetak (buku, handout,
modul, diktat)
d.
Alat
atau media yang memerlukan keahlian khusus, seperti: program slide, program
film, program video, program audio cassette, program VCD, DVD dan LCD,
program TV,program komputer dan internet.
Prof
Ely (1982), menyatakan untuk memilih media pembelajaran, seyogyanya tidak
terlepas dari konteksnya. Dalam arti media sebagai komponen sistem
instruksional secara keseluruhan. Menurutnya, meskipun tujuan dan isinya sudah
diketahui, tetapi faktor lain dalam proses pembelajaran perlu dipertimbangkan,
agar pembelajaran dapat mencapai tujuan dengan baik. Faktor-faktor tersebut
adalah:
a.
Karakteristik
pembelajar
b.
Strategi
belajar mengajar
c.
Organisasi
kelompok belajar
d.
Alokasi
waktu
e.
Sumber
belajar
f.
Prosedur
penilaian perlu dipertimbangkan
Dengan
dasar ini, maka Prof Ely, menyarankan untuk pendekatan praktis, perlu mempertimbangkan
pula beberapa faktor seperti:
a.
Media
apa saja yang digunakan
b.
Berapa
harganya
c.
Berapa
lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkannya
d.
Format
apa yang memenuhi selera pemakai yaitu pembelajar dan pengajar
e.
Biaya
produksinya
f.
Berapa
lama daya tahan media tersebut, sehingga dapat diketahui efektifitas dan
efesiensi penggunaan media tersebut dengan biaya produksinya.[16]
Media
pembelajaran dapat efektif, dengan arti berjalan sebagaimana rencana awal,
apabila tidak terdapat suatu kendala atau kesalahan teknis yang membuat media
tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik. Apabila media tidak dapat
menjalankan fungsinya sebagai penyalur pesan karena adanya sebuah kendala maka
dapat dikatakan bahwa media tersebut tidak berfungsi dengan efektif atau bahkan
gagal. Jadi media adalah suatu usaha untuk mengomunikasikan antara proses
belajar dan mengajar. Dengan demikian situasi belajar akan lebih berhasil
apabila menggunakan media yang berfungsi mengomunikasikan antara penerima pesan
dengan sumber penyalurnya.[17]
[1]
Sungkono, Evaluasi Media Pendidikan, (PDF) h. 1—2
[2]
Nur Sholeh dan Ulin Nuha, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab,
(Yogyakarta: Diva Press, 2013) 210
[3]
Ibid., 210
[4]
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, 57--58
[5]
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi Evaluasi dan
Inovasi, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2009) 92—99
[6]
Ibid., 41—42
[7]
Asnawir dan M. Basyiruddin
Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) H. 167
[8]Arif S. Sadiman dkk, Media
Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996). H. 182
[9]
Ibid., 36--37
[10]
Ibid., 37—38
[11]
Ibid., 40
[12]
Cecep Kustandi dan Bambang
Sutjipto, Media Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) H.145
[14]
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, (Yogyakarta:
Kaukaba Dipantara Anggota IKAPI, 2015) 32
[15]
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, 32—33
[16] Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran
Interaktif-Inovatif, 33—35
[17]
Ulin Nuha,
Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab (Jogjakarta : DIVA press,
2012), 266.