BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kata
‘media’ berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium,
yang secara harfiah berarti ‘perantara atau pengantar’. Dengan demikian, media
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Dalam proses pembelajaran, kehadiran media
mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media
sebagai perantara. Namun perlu diingat bahwa peran media tidak akan terlihat
bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Karena itu tujuan pembelajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk
menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu
pembelajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif
dan efisien.
Akhirnya dapat dipahami bahwa media adalah
alat bantu apa saja yang dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pembelajaran. Tugas dan peran pengajar selain mengajar juga memberikan
perhatian dan bimbingan secara individual kepada pembelajarnya yang merupakan
tugas penting. Tugas ini tidak dapat digantikan atau diwakilkan kepada media
pembelajara. Maka perhatian dan bimbingan secara individual dapat dilaksanakan
oleh pengajar dEngan baik yang tidak mungkin diwakilkan kepada media
pembeljaran. Sementara informasi berupa bahan pelajaran dapat dikemas atau
didesain da disajikan secara jelas menarik, teliti, efisien dan efektif dengan
menggunakan media pembelajaran.
Untuk itu bagi para pengajar dan calon
pengajar harus selalu mencoba untuk mendesain, membuat dan melatih menggunakan
medi pembelajaran secara baik. Tidak perlu takut salah atau gagal, karena pada
umumnya keberhasilan bermula dari mencoba dan mungkin salah atau gagal.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
dasar pemilihan media dalam pembelajaran?
2.
Bagaimanakah
strategi pemilihan media yang efektif?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Dasar Pemilihan Media Untuk Pembelajaran
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru
pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik mupun non fisik. Untuk itu
diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih
memadai, diperlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap dan
administrasi yang lebih teratur.[1]
Seperti telah dikatakan bahwa media pada dasarnya adalah “bahasanya
guru”. Artinya dalam proses penyampaian pesan pembelajaran, guru harus pandai
memilih “bahasa apa”. Yang paling mudah dimengerti dan dipahami siswanya.
Apakah pesan akan disampaikan melalui bahasa verbal, bahasa visual atau bahasa
nonverbal lainnya; apakah pesan itu disalurkan melalui peralatan atau melalui
pengalaman langsung.[2]
Dimasa lalu, diskusi tentang media pembelajaran lebih condong
didominasi oleh apa yang disebut Dwyer sebagai “teori realisme”. Pendekatan ini
berasumsi bahwa belajar yang sempurna hanya hanya dapat tercapai jika digunakan
bahan-bahan visual dam audiovisual yang mendekati realitas. Dengan kata lain,
dalam memilih media, objek-objek sebenarnya lebih disukai dari gambar; gambar
photo lebih disukai dari gambar lukisan; dan lukisan lebih disukai dari gambar
garis atau sketsa.
Kebanyakan para guru, dosen atau pelatih yang menggunakan media
tidak mendasarkan pilhan medianya pada pemikiran logis seberapa besar melainkan
lebih karena mengikuti perkembangan teknologi atau karena mengikuti kebiasaan
dilingkungan sekolah. Tidak sedikit juga dalam proses belajar mengajar dikelas
para pengajar membiasakan pada penggunaan media yang telah disediakan oleh
pihak sekolah. Sehingga penggunaan media tersebut tidak didasarkan pada
kesesuaian dengan tujuan, materi dan karakteristik siswanya. Misalnya, banyak
para guru yang menggunakan overhead projector yang disediakan sekolah, sehingga
menjadi kebiasaan. Pada kasus seperti ini, kecenderungan penggunaan overhead
projector tersebut lebih disasarkan pada pertimbangan sederhana, diantaranya,
pokok-pokok materi yang ingin disampaikan sudah tertulis ditransparasi sehingga
tidak membutuhkan persiapan mengajar lagi, dengan menggunakan overhead
projector mereka merasa lebih mudah menyampaikan materinya, pembicaraan menjadi
lebih fokus dan sisitematis. Dengan menggunakan media tersebut seolah-olah
pengajaran dikelas memiliki nilai lebih dibanding hanya dengan ceramah.
Pertimbangan seperti diatas, tentunya tidaklah salah, namun
hendaknya dilengkapi dengan pertimbangan pada kriteria-kriteria pemilihan media
yang logis dan benar. Ini berarti bahwa pendekatan belajar yang lebih kuat
harus dicari, yakni yang dapat menghubungkan karakteristik media dengan
tuntutan tujuan dan karakteristik siswa. Saat ini hal tersebut sangat mungkin
dilakukan oleh guru. Memang belum banyak penelitian tentang efektivitas media
dalam pembelajaran, terlebih dalam Pendidikan Agama Islam. Sehingga tidaklah
mudah menentukan ukuran atau kriteria kesesuaianmedia tersebut, karena banyak
faktor yang perlu dipertimbangkan. Untuk memudahkan dalam memilih media
tentunya lebih dahulu harus diingat bahwa media pembelajaran adalah bagian dari
sistem instruksional. Artinya keberadaan media tersebut tidak terlepas dari
konteksnya sebagai komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan.
Berdasarkan komponen-komponen dari sistem instruksional inilah kriteria
pemilihan dibuat. Kriteria-kriteria yang menjadi fokus disini antara lain
karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, bahan ajar, karakteristik medianya
dan sifat pemanfaatan media.
Karakteristik siswa, adalah
keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari
pembawaan dan pengalamannya sehingga menentukan pada aktivitas dalam meraih
cita-citanya. Pengetahuan mengenai karakteristik siswa ini memiliki arti yang
cukup penting dalam interaksi belajar mengajar. Terutama bagi guru, informasi
mengenai karakteristik siswa senantiasa akan sangat berguna dalam memilih dan
menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik, yang dapat menjamin kemudahan
belajar bagi setiap siswa. Guru akan dapat merekonstruksi dan mengorganisasikan
materi pelajaran sedemikian rupa, memilih dan menentukan media dan metode yang
lebih tepat, sehingga akan terjadi proses secara optimal. Hal ini jelas
menantang guru untuk selalu kreatif dalam rangka menciptakan kegiatan yang
bervariasi agar masing-masing individu siswa dapat berpartisipasi secara
maksimal dalam peoses pembelajarannya.
Tujuan belajar, dasar
pertimbangan lainnya adalah merumuskan tujuan belajar. Secara umum tujuan
belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga hal, yakni untuk
mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan ketrampilam, serta pembentukan
sikap. Ketiganya dimaksdukan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Relevan
dengan hal ini, hasil belajar tesebut meliputi :
·
hal
ihwal keilmuwan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif).
·
Hal
ihwal personal, kerpibadian atau sikap (afektif)
·
Hal
ihwal kelakuan, ketrampilan atau penampilan (psikomotorik).
Sifat bahan
ajar, isi pelajaran atau bahan ajar
memiliki keragaman dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa. Tugas-tugas
tersebut biasanya menuntut adanya aktivitas dari para siswanya. Setiap kategori
pembelajaran itu menuntut aktivitas atau perilaku yang berbeda-beda, dan dengan
demikian akan mempengaruhi pemilihan media beserta teknik pemanfaatannya.
Media
pembelajaran mempunyai tiga ciri:[3]
1.
Ciri
fiksatif, berarti media harus memiliki kemampuan untuk merekam, menyimpan,
merekonstruksi objek atau kejadian. Misalnya, video, foto, CD film.
2.
Ciri
manipulatif, berarti media harus memiliki kemampuan dalam memanipulasi objek
atau kejadian.
3.
Ciri
distributif, berarti media harus memiliki kemampuan untuk diproduksi dalam
jumlah besar dan disebarluaskan.
B.
Strategi Pemilihan Media
Masalah
yang timbul pada waktu kita memilih media yang cocok untuk suatu program
instruksional kadang-kadang hilang begitu saja karena adanya permintaan khusus
untuk media tertentu. Pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan serangkaian
pilihan media. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah pilihan yang tersedia,
sehingga pengambilan keputusan dapat disederhanakan. Untuk lebih memperkecil
jumlah pilihan ini, anda seyogyanya mempertimbangkan sejumlah pertanyaan lain tentang sekelompok media tertentu yang
sudah dipilih. Pemilihan ini biasanya berdasarkan pada sesuai tidaknya media
itu dengan macam-macam latar belakang, umur, kebudayaan, kemampuan produksi,
fasilitas dan anggaran.[4]
Pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor berikut:
1.
Hambatan
pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan
peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar dan
pengembangan materi dan media), sumber-sumber yang tersedia(manusia dan
material).
2.
Persyaratan
isi, tugas , dan jenis pembelajaran. Isi pelajaran beragam dari isi tugas yang
ingin dilakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan, pengertian
hubungan- hubungan atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih
tinggi.Setiap kategori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda dan
dengan demikian akan memerlukan teknik dan media penyajian yang berbeda pula.
3.
Hambatan
dari sisi siswa dengan mempertimbang kan kemampuan dan keterampilan awal.
Seperti membaca, mengetik dengan mengunakan computer dan karakteristik siswa
lainya.
4.
Pertimbangan
lainya adalah tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru dan pelajar) dan keefektivan
biaya.
5.
Pemilihan
media sebaiknya mempertimbangkan pula:
a.
Kemampuan
mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual/ audio)
b.
Kemampuan
mengakomodasikan responssiswa yang tepat (tertulis, audio/ kegiatanfisik).
c.
Kemampuan
mengakomodasikan umpan balik.
d.
Pemilihan
media dan untuk latihan dan tes
(sebaiknyalatihandantesmengunakan media yang sama). Misalnya untuk tujuan
belajar yang melibatkan penghafalan.
6.
Media
sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan
media yang beragam.dengan menggunakan media yang beragam, siswa memiliki
kesempatan untuk menghubungkan dan berinteraksi dengan media yang paling
efektif sesuai dengan kebutuhan belajar mereka secara perorangan.
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip
psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan
media adalah sebagai brikut:
1.
Motivasi,
harus ada kebutuhan, minat atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa
sebelum meminta perhatiannya untuk menegrjakan tugas dan latihan. Lagi pula
pengalaman yang akan dialami siswa harus relevan dengan dan bermakna baginya.
Oleh karena itu, perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan yang
memotivasi dari informasi yang terkandung dari media pembelajaran itu.
2.
Perbedaan
individual. Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda,
seperti kemampuan intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya
belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar. Tingkat
kecepatan penyajian informasi melalui media harus berdasarkan kepada tingkat
pemahaman.
3.
Tujuan
pembelajaran. Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari
melalui media pembelajaranitu, kesempatan utnuk berhasil dalam pembelajaran
semakin besar. Di sampin itu pernyataan mengenai tujuan belajar yang ingin
dicapai dapat menolong perancang dan penulis materi pelajaran. Tujuan ini akan
menentukan bagian isi yang mana harus mendapatkan perhatian pokok dalam media
pembelajaran.
4.
Organisasi
isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan
fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urutan yang
bermakna. Siswa kan memamhami dan mengingat lebih lama materi pelajaran yang
secara logis disusun dan diurutkan secara teratur.
5.
Persiapan
sebelum belajar. Siswa sebaiknya menguasai secara baik pelajaran dasar atau
memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan
prasarat untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika
merancang materi pelajaran, perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat
persiapan siswa.
6.
Emosi.
Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta percakapan amat
berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara yang sangat untuk
menghasilkan respon emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih, dan
kesenangan.oleh karena itu, perhatian khusus harus ditujukan kepada
elemen-elemen rancangan media jika hasil yang diinginkan berkaitan dengan
pengetahuan dan sikap.
7.
Partisipasi.
Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus
menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan kepadanya. Oleh sebab
itu, belajar memerlukan kegiatan. Partisipasi aktif oleh siswa harus lebih baik
dari pada mendengarkan dan menonton secara pasif. Partisipasi artinya kegiatan
mental atau fisik yang terjadi disela-sela penyajian materi pelajaran. Dengan
partisispasi kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan
mengingat materi pelajaran itu.
8.
Umpan
balik. Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa
diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar,
pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaiakan pada sisis-sisi tertentu
akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.
9.
Penguatan.
Apabila siswa berhasil belajar, ia didorong untuk terus belajar, pembelajaran
yang didorong oeh keberhasilan amat bermanfaat, dapat membangun kepercayaan
diri, dan secara positif mempengaruhi perilaku dimasa-masa yang akan datang.
10.
Perapian
dan pengulangan. Sesuatu hal baru dapat dipelajari secara efektif hanya dengan
sekali jalan. Agar suatu pengetahuan atau keterampilan dapa menjadi bagian
kompetensi atau kecapakan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau
keterampilan itu sering diulangi dan dilatih dalam berbagai kontek. Dengan
demikian ia dapat tinggal dalam ingatan jangka panjang.
Penerapan. Hasil belajar yang
diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau
mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Tanpa dapat melakukan
ini, pemahaman sempurna belum dapat dikatakan dikuasai.
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media
merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada
beberapakriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media.
1.
Sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih dengan tujuan nstruksional yang
telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari
dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat
digambarkan dalam bentuk tugas yang harus kerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa,
seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau
pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang
melibatkan pemahaman konsep atau hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan
tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkat lebih tinggi.
2.
Tepat
untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol
dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses dan keterampilan
mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membentu proses pembelajaran
secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas
pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Televisi misalnya, tempat untuk
mempertunjukkan prosesdan transformasi yang memerlukan manipulasi ruang dan
waktu.
3.
Praktis,
luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumberdaya lainnya
unuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Mdia yang dipilih sebaiknya dapat
digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di
sekitarnya serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana.
4.
Guru
terampil menggunakannya.
5.
Pengelompokan
sasaran, media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya
jika digunakan pada kelompok kecil tau perorangan.
6.
Mutu
teknis, pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi
persyaratan teknis tertentu. misalnya, visual pada slide harus jelas
disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.[5]
Untuk menggunakan media pembelajaran yang baik dan efisien dalam
proses pembelajaran, diperlukan keterampilan memilih media yang akan digunakan,
diperlukan keterampilan dan keahlian untuk membuat media pembelajaran. Sebagai
pengajar atau calon pengajar tentu saja harus berusaha memilih dan membuat
media pembelajaran yang dapat memenuhi criteria-kriteria tertentu. kriteria
–kritera pemilihan tersebut antara lain sebagai berikut:
1.
Tujuan
pengajaran
2.
Materi
pelajaran
3.
Metode
mengajar
4.
Tersedianya
alat yang dibutuhkan
5.
Jalannya
pelajaran
6.
Penilaian
hasil belajar
7.
Pribadi
pengajar
8.
Minat
dan kemampuan pembelajar
9.
Situasi
pengajaran yang sedang berlangsung
Dick dan carey menyebutkan bahwa disamping kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran, masih ada factor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
media, yaitu:
1.
Tersedia
sumber setempat, artinya apabila media tersebut tidak tersedia, maka harus
dibeli atau dibuat sendiri.
2.
Tersedianya
dana, tenaga, dan fasilitas
3.
Kepraktisan
dan ketahanan media untuk jangka waktu yang lama. Artinya dapat digunakan dalam
kondisi apapun dan waktu kapanpun, serta mudah dibawa kemana-mana sesuai dengan
keperluan
4.
Factor
efektifitas dan efensiensi biaya, apabila dimanfaatkan untuk jangka waktu yang
relative lama. Media yang pengadaannya memerlukan investasi mahal, tetapi
sifatnya tidak dapat disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan. Misalnya,
materinya sudah kadaluarsa, maka lebih baik memilih media yang mudah seperti
brosur.
Dari keterangan diatas, terlihat bahwa antara media pembelajaran
dengan factor-faktor pembelajaran lainnya sangat erat hubungannya antara satu
factor dengan factor lainnya dalam proses pembelajaran.
Masing-masing komponen tersebut tidak terpisah tapi menyatu satu
dengan yang lainnya. Tetapi selain hal tersebut, ada juga komponen lain yang
perlu dperhatikan pada saat memilih dan mengunakan media, yaitu:
a.
Daya
jangkauan terhadap pengajaran individu, pengajaran kelompok, dan pengajaran
masal
b.
Keluwesan
pakai, yaitu kapan media tersebut akan digunakan, di mana akan digunakan dan
audiennya siapa.
c.
Letergantungan,
artinya media yang akan digunakan juga tergantung pada sarana dan fasilitas
yang lain.
d.
Kendali,
siapa yang akan mengendalikan media tersebut.
e.
Atribut,
kualitas hasil media yang digunakan dalam proses belajar.
f.
Biaya,
media yang digunakan mahal atau murah dan juga dahan tahanya, sehingga dapat
dipertimbangkan biaya produksi atau pembelian.[6]
Dalam menggunakan media pembelajaran guru tidak serta merta
menggunakannya. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika akan
menggunakan media pembelajaran. Secara ringkas cara memilih media pembelajaran
dapat dilihat berikut ini sebagaimana yang diungkapkan oleh soeparno, yakni :[7]
1.
Hendaknya
mengetahui karakteristik setiap media.
2.
Hendaknya
memilih media yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3.
Hendaknya
memilih media yang sesuai sesuai dengan metode yang kita pergunakan.
4.
Hendaknya
memilih media yang sesuai dengan keadaan siswa, jumlah, usia, maupun tingkat
pendidikannya.
5.
Hendaknya
memilih media yang sesuai dengan materi yang akan dikomunikasikan.
6.
Hendaknya
memilih media yang sesuai dengan situasi kondisi lingkungan tempat media
dipergunakan.
7.
Janganlah
memilih media dengan alasan barang tersebut baru atau barang tersebut
satu-satunya yang kita miliki.
Namun demikian
juga harus menjadi pertimbangan dalam memilih dan menentukan media pembelajaran
adalah: stiuasi pembelajaran, atau memperhatikan bagaimana kecocokan media yang
akan digunakan dari sudut kemampuan media itu untuk menyampaikan komunikasi
yang diinginkan.
Selain
pertimbangan diatas, untuk memilih media dapat menggunakan media seperti yang
lain. Sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat
kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari acces, cost,
technology, interactivity, organization dan novelty. [8]
a.
Acces
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media.
Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan
oleh murid?, misalnya kita ingin menggunakan media internet, perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet?
Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid diizinkan untuk
menggunakannya?
b.
Cost
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat
menjadi pilihan kita. Media canggih biasanya mahal. Namun mahalnya biaya itu
harus kita hitung dengan aspek manfaatnya, semakin banyak yang menggunakan maka
unit cost dari sebuah media akan menurun.
c.
Technology
Mungkin saja kita tertarik pada satu media tertentu. Tetapi kita
perlu perhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya?,
katakanlah kita menggunakan media audiovisual dikelas,perlu kita pertimbangkan
apakah ada jaringan listrik, apakah voltase listrikmya memadai?
d.
Interactivity
Media yang baik adalah media yang dapat memunculkan komunikasi dua
arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan
tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
e.
Organization
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi, misalnya,
apakah pimpinan sekolah mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya?
f.
Novelty
kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi
pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi
siswa.
Disamping itu,
dari segi praktisnya ada seperangkat bentuk visual yang kurang lebih sudah baku
untuk menyatakan dan menyampaikan suatu pesan, konsep, atau pengertian,
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini :
No
|
Jenis Media
|
Daya Serap
Pesan atau Konsep
|
|||||
Belajar
Informasi Faktual
|
Belajar
Pengalaman Fisual
|
Belajar
Konsep Prinsip dan Aturan
|
Belajar
Prosedur
|
Menyajikan
Ketrampilan Persepsi Gerak
|
Mengembangkan
sikap opini dan motivasi
|
||
1
|
Gambar Diam
|
sedang
|
Tinggi
|
Sedang
|
Sedang
|
Rendah
|
Rendah
|
2
|
Gambar Hidup
|
Sedang
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Sedang
|
Sedang
|
3
|
Televisi
|
Sedang
|
Sedang
|
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
Sedang
|
4
|
Objek 3
Dimensi
|
Rendah
|
Rendah
|
Rendah
|
Rendah
|
Rendah
|
Rendah
|
5
|
Rekaman Audio
|
Sedang
|
Rendah
|
Rendah
|
Rendah
|
Rendah
|
Sedang
|
6
|
Program
Instruktional
|
Sedang
|
Sedang
|
Sedang
|
Tinggi
|
Rendah
|
Sedang
|
7
|
Buku Tes
|
Sedang
|
Rendah
|
Sedang
|
Sedang
|
Rendah
|
Sedang
|
8
|
Sajian
Oral Lisan
|
Sedang
|
Rendah
|
Sedang
|
Sedang
|
Rendah
|
Sedang
|
Agar media pembelajaran dapat digunakan secara efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan pembelajaran, ada tiga langkah utama yang perlu diikuti
dalam menggunakannya, yaitu :
1.
Persiapan
sebelum menggunakan media.
a.
Supaya
penggunaan media dapat berjalan dengan baik, maka perlu dibuat pesiapan yang
baik pula. Pertama harus dipelajari buku petunjuk yang telah disediakan,
kemudia diikuti petunjuk-petunjuk tersebut.
b.
Bila
pada petunjuk itu disarankan untuk membaca buku atau bahan ajar yang lain yang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai sebaiknya hal itu dilakukan. Hal
tersebut akan memudahkan di dalam belajar dengan menggunakan media itu.
c.
Bila
media itu digunakan secara berkelompok sebaiknya tujuan yang akan dicapai
dibicarakan dahulu dengan sesama anggota kelompok. Hal itu penting supaya
perhatian dan pikiran terarah ke hal yang sama.
d.
Peralatan
media perlu ditempatkan dengan baik sehingga dapat dilihat atau didengar
programnya dengan enak, lebih-lebih bila media itu digunakan secara berkelompok
sedapat mungkin semua anggota kelompok dapat memperoleh kesempatan yang sama
dalam mendengarkan dan atau melihat program itu.
2.
Kegiatan
Selama menggunakan media
Yang perlu dijaga selama menggunakan media adalah suasana
ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu konsentrasi dan perhatian
harus dihilangkan. Ada kemungkinan selama sajian media berjalan kita meminta
melakukan sesuatu, menjawab pertanyaan dan sebagainya. Perintah-perintah itu
sebaiknya dijalankan dengan tenang, jangan mengganggu teman yang lain.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
a.
Media
adalah alat bantu apa saja yang dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai
tujuan pembelajaran.
b.
Kriteria-kriteria
yang menjadi fokus dalam pemilihan media antara lain karakteristik siswa,
tujuan pembelajaran, bahan ajar, karakteristik medianya dan sifat pemanfaatan
media.
c.
Pemilihan
media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
1.
Hambatan
pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan
peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar dan
pengembangan materi dan media), sumber-sumber yang tersedia(manusia dan
material).
2.
Persyaratan
isi, tugas , dan jenis pembelajaran.
3.
Hambatan
dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal.
Seperti membaca, mengetik dengan mengunakan computer dan karakteristik siswa
lainya.
4.
Pertimbangan
lainya adalah tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru dan pelajar) dan
keefektivan biaya.
5.
Pemilihan
media sebaiknya mempertimbangkan pula:
a.
Kemampuan
mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual/ audio)
b.
Kemampuan
mengakomodasikan responssiswa yang tepat (tertulis, audio/ kegiatanfisik).
c.
Kemampuan
mengakomodasikan umpan balik.
d.
Pemilihan
media dan untuk latihan dan tes (sebaiknyalatihandantesmengunakan media yang
sama). Misalnya untuk tujuan belajar yang melibatkan penghafalan.
6.
Media
sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan
media yang beragam.dengan menggunakan media yang beragam, siswa memiliki
kesempatan untuk menghubungkan dan berinteraksi dengan media yang paling
efektif sesuai dengan kebutuhan belajar mereka secara perorangan.
7.
tiga
langkah utama yang perlu diikuti dalam menggunakannya, yaitu :
a.
Persiapan
sebelum menggunakan media.
b.
Kegiatan
Selama menggunakan media.
DAFTAR PUSTAKA
Komsiyah,
Indah. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Teras, 2012.
Ronald,Anderson. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk
Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994.
Arsyad, Azhar. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, 2004.
AH Sanaky,Hujair. Media
Pembelajaran Kreatif-Inivatif. Yogyakarta: Kaukaba, 2015.
Wahab Rosyidi, Abdul. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang
: UIN Malang Press, 2009.
sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta : Kencana, 2011.
Usman, Basyirudin. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat
Pers,2002.
Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta :
Arruz Media, 2013.
[1]
Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Pers,2002), 17.
[2] Indah
Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, ( Yogyakarta : Teras, 2012), 74.
[3] Jamil
Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, (Jogjakarta : Arruz Media,
2013), 320.
[4] Anderson
Ronald, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994), 16.
[5]
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran
(Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, 2004), 69-76.
[6] Hujair
AH Sanaky, Media Pembelajaran
Kreatif-Inivatif (Yogyakarta: Kaukaba, 2015), 39.
[7] Abdul
Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang : UIN Malang
Press, 2009), 37.
[8] Wina
sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana,
2011), 224-226
Tidak ada komentar:
Posting Komentar